The Lovebirds
Let The Pretty Birds Tell Your
Fortune
Jika kamu seorang bocah dan kamu
ingin tahu bagaimana keberuntunganmu
nanti, maka kamu bisa datang ke Dinah, seorang nenek tua yang biasa
berada di atas trotoar sudut jalan. Dia terkenal sebagai tukang ramal dibantu oleh beberapa burung lovebird cantiknya dalam sangkar. Dan kapanpun
kamu ingin melihat “keberuntunganmu” maka kamu harus membelinya dengan uang satu sen, lalu si
Dinah yang tua itu akan berkata, “ Taruh
jarimu didalam sangkar burung itu,bocah!” dan ketika seorang bocah
melakukannya, maka salah satu dari dua lovebird itu akan melompat keluar
sangkar dengan salah satu kepakan
sayapnya hinggap di jari si bocah. Kemudian Si Dinah
tua itu akan mengeluarkan sebuah bungkusan
berisi kartu keberuntungan dalam lipatan
kertas kecil dengan warna pink, hijau, ungu, biru dan kuning yang selalu
tergantung diluar pintu kandang burung. Dan lovebird yang sangat mengagumkan
itu akan mengambil salah satu kartu keberuntungan itu dengan paruhnya yang melengkung untuk diambil sang bocah. Tetapi bagaimana
mungkin burung tersebut bisa tahu keberuntungan yang pas untuk anak yang tepat.
“ Nah...yang ini untuk Marion”
“ yang ini untuk Cyril”
“ ini untuk Helen dan yang ini untuk Hugh”
Semua anak mendongakkan kepala
mereka pada lipatan kartu warna untuk melihat keberuntungan apa yang mereka
dapat.
“ Keberuntungan apa yang kau dapat Marion?”
“ Yeey...Aku akan menikah dengan raja. Yang ini berwarna ungu.
Bagaimana denganmu Cyril”
“Aku dapat yang
hijau. Aku akan melakukan perjalanan panjang keliling dunia. Kalau kamu helen”katanya
dengan riang
“ Aku dapat
yang kuning” kata helen. Aku akan punya
anak tujuh”, Bagaimana denganmu Hugh?
“ Lihat! aku
dapat yang biru, aku akan sukses di semua bisnisku” katanya dengan bangga
Tetapi Susan Brown,
seorang gadis miskin yang tinggal dekat jalan, hanya bisa memandang dan
mendengar celoteh riang bocah-bocah
dengan “keberuntungan” yang mereka dapat.
Oh..betapa
senangnya mendapatkan sebuah keberuntungan. Jika saja dia punya uang satu sen,
ah...dia tidak punya uang satu sen, bahkan uang yang lebih kecil dari satu sen
pun dia tidak pernah punya.
Suatu hari ketika
bocah-bocah sudah pergi dan si dinah tua
sedang beristirahat, suatu hal yang menakjubkan terjadi. Satu pintu kandang lovebird terbuka dengan
tidak sengaja dan salah satu burungnya keluar, dinah yang tua itu tetap saja
tidur pulas disamping sangkar, tidak melihat apa yang terjadi, tetapi Susan Brown, gadis itu melihat dan
memandang secara seksama. Seekor lovebird melompat keluar dan mengibaskan
sayapnya ke trotoar. Susan melihat burung itu jalan dengan kaki terkekang dan
saat itu juga dia melihat seekor kucing sedang meringkuk di bawah trotoar.
Susan terhentak secara reflek dia melompat yang membuat kucing itu juga kaget.
Susan melompat dan berteriak mengusirnya”Husyahh’...
Kucing itu lari
tunggang langgang. Susan menurunkan tangannya dan hinggaplah si burung cantik
itu di jemarinya. Melihat burung cantik hinggap dijemarinya adalah suatu
anugerah bagi dia. Itu adalah suatu hal yang paling menyenangkan dalam
hidupnya. Dan bukan itu saja, saat dia
akan memasukkan burung cantik itu ke dalam sangkarnya, burung tersebut
menggunakan paruhnya untuk mengambil kartu keberuntungan berwarna pink dan
memberikannya kepada susan.
Dia tidak
percaya itu terjadi, tapi ya itu benar-benar nyata terjadi. Dia menaruh burung
lovebird tersebut di dalam sangkar dan pergi membawa kartu keberuntungan di
tangannya dengan hati yang berbunga-bunga.
Beberapa tahun
kemudian Marion, Cyril, Helen dan Hugh berhenti sekolah. Mereka telah
kehilangan “keberuntungannya” sejak lama. Marion menikah dengan ahli kimia dan
Cyril hanya duduk sibuk sepanjang hari bekerja diatas meja kantor yang susah
untuk dia tinggalkan. Helen tidak menikah dan hugh hanya menjadi pengangguran
saja di rumah.
Tetapi Susan
Brown, ya seorang gadis miskin yang tidak pernah punya uang itu, selalu membawa
“keberuntungan” yang dia dapat dalam hidupnya. Setiap hari dia menaruh “keberuntungan” di dalam sakunya dan
pada saat malam tiba menjelang tidur, “keberuntungan” itu dia taruh dibawah
pipinya. Dia tidak tahu apa yang tertulis didalamnya karena dia tidak bisa
baca. Yang dia tahu hanya dia sangat beruntung mendapatkan kartu keberuntungan berwarna
pink tanpa harus membelinya.
Adapted from “The Little
Bookroom”
No comments:
Post a Comment