Foto: bp-guide.id
Pernahkah kamu meminta anak agar menunjukkan sikap terpuji atau memotivasi untuk
meraih prestasi dengan memberi
iming-iming sesudahnya? Sebagai contoh, saat Kamu menginginkan anak untuk
merapikan mainannya lalu berkata “ Ayo rapikan dulu mainannya, nanti Bunda
belikan mainan baru,” atau menyuruh agar
belajar tekun dengan janji akhir pekan diajak jalan-jalan.
Meski bermaksud baik untuk memotivasi dan mengharapkan anak
berperilaku baik berulang-ulang, namun jika ini menjadi kebiasaan berdampak
negatif pula. Alih-alih bertujuan baik,
salah strategi dalam memberi hadiah atau
imbalan, malah mengajarkan anak memberi
“suap”. Untuk itu kita perlu belajar apa dan bagaimana cara memberi reward yang benar . Beruikut ulasannya!
Kenali Perbedaan Reward dan
Suap
Baik bagi Kamu untuk mengenali
perbedaan hadiah dan suap terlebih dahulu. Jika sesuatu diberikan karena anak melakukan hal positif secara tulus,
bukan karena iming-iming dan ada proses mendidik bagi mereka iitulah yang
disebut reward atau imbalan. Namun sebaliknya jika anak melakukannya secara
instan karena iming-iming tersebut, dalam artian tidak ada proses pemahaman kebaikan untuk
dirinya itu bisa dikatakan “suap.”
Strateginya bisa seperti ni
Dears, misalnya saat Kamu ingin anak
membersihkan dan merapikan mainannya, alangkah lebih baik jika beri penjelasan
terlebih dahulu kebaikan dan keuntungan
yang didapat kalau anak melakukan hal tersebut. Lihat proses yang berjalan
sampai anak konsisten melakukannya. Ketika hal itu terjadi barulah reward
diberikan. Untuk itu kita harus bersabar, ya, Dears!
Hadiah Tidak Harus Berupa Materi
Berikan Hadiah Sebagai Kejutan Bukan Kebiasaan
Jangan menjadi kebiasaan
sedikit-sedikit memberi hadiah saat anak melakukan hal terpuji, namun berikan
itu sebagai kejutan. Misalkan ketika selama sepekan kita melihat anak banyak
membantu atau belajar lebih tekun, kasih dia kejutan dengan menjemputnya di sekolah dan
mengajak makan bakso. Beri penjelasan
kalau kita bahagia dan bangga karena perilakunya. Hal itu tentu akan membekas
dalam diri anak di kemudian hari.
Sesekali Beri Peran Anak Untuk Memilih Reward
Saat proses kebaikan muncul atau
kemampuan anak tercapai dan terlihat konsistensinya, sesekali berikan
kesempatan anak untuk memilih hadiahnya sendiri. Kamu bisa memberikan pilihan
reward yang sesuai dengan kesempatan dan bujet yang ada.
Bagaimana Dears, tidak sulit, bukan? Dengan reward dan strategi yang tepat dapat
meningkatkan perilaku positif anak. Agar anak juga tidak materialistis nantinya,
perlu ditekankan bahwa apa yang dilakukan harus secara tulus karena untuk
kebaikan mereka sendiri. Dan semuanya perlu proses, jadi diperlukan kesabaran dan konsistensi kita dalam
memberi keteladan buat anak, ya, Dears!
No comments:
Post a Comment