Assalamualaikum Sobat Blogger,
Apakah masa kecilmu
sangat sempurna selalu penuh canda tawa dan kegembiraan? Jika mau jujur,
pastinya tidak, ya. Ada memori
ketika kita kecewa karena keinginan tidak terpenuhi oleh orang tua. Atau rasa marah tidak terima saat Ibu memberi
hukuman karena kesalahan kita dan yang lainnya. Namun dengan cara mendidik
mereka yang mungkin kita sukai atau tidak, kita yakini bahwa tujuan mereka baik.
Ingin menjadikan anaknya jadi orang yang sukses, berkarakter baik dan berhasil di masa depan.
Sobat Blogger, sama seperti kisah masa kecil anak manusia, ada
tangis, tawa, sedih dan lucu, penulis berbakat “ Tere Liye” juga mengungkapkan
perjalanan hebat masa kecil 4 bersaudara
dalam novel apik berjudul “Serial
Anak-anak Mamak.“
Serial ini sungguh sangat menginspirasi. Bagaimana tidak
tokoh tetua di dalamnya mulai dari Mamak, bapak, Guru Pak Bin hingga Nenek
Kiba, guru mengaji di kampung tersebut mengajarkan anak kebaikan dengan cara
yang jarang kita temukan di zaman
sekarang. Tangan dingin merekalah yang membuat
anak-anak didiknya menjadi ‘harta karun’ yang sangat berharga nilainya. Dari semua orang yang menginspirasi di serial ini, saya paling berkesan dengan cara mendidik ‘Mamak.’
Iya, Gaya ‘Mamak’ di sini bukan yang selalu lemah-lembut tidak
pernah marah. Bukan tipe mamak yang takut kalau membentak anak maka ribuan sel otaknya akan mati seperti teori
sekarang, bukan pula dengan gaya keras yang mengontrol anaknya jadi apa
yang dia mau, namun ‘Mamak’ berbeda.
Bagaimana gaya ‘Mamak’ hingga Eliana, si sulungnya berhasil menjadi
aktivis penyelamat lingkungan, lalu Pukat, si anak kedua,menjadi seorang peneliti
penting di dunia? atau anak ketiga, Burlian, menjadi orang penting yang menjelajah dunia serta si Bungsu, Amelia yang setelah bergelar doktor kembali ingin
membangun desanya? Yuk, Sontek gaya mendidik ‘Mamak’ yang saya rangkum, Sobat!
1. Memberi Julukan pada Setiap Anaknya
‘Mamak dan Bapak’ Tere Liye
digambarkan orang yang sangat bijaksana. Mereka memberi julukan setiap anaknya
dengan julukan yang berbeda. Namun tentunya yang positif, ya. Eliana dijuluki si
Anak pemberani, anak sulung ini memberi teladan bagi adik-adiknya. Karena
julukan pemberani inilah dia percaya diri melawan orang yang menambang liar
serta perambahan kelapa sawit di desanya. Pukat dijuluki ‘si anak pintar,’
karena perkataan yang terus terucap membuatnya berhasil menjadi anak pintar sampai
dapat beasiswa ke luar negeri dan menjadi peneliti dunia. Burlian ‘si anak
spesial’ selalu melakukan sesuatu yang berbeda. Daya pikirnya yang keren serta
cita-citanya ingin menjelajah keliling dunia, terwujud juga. Amelia, yang sejak
kecil sakit-sakitan dijuluki ‘si anak kuat’ dia juga berhasil mendapat beasiswa
mengikuti jejak kakak-kakaknya dan berhasil menjadi doktor.
2. Tegas dan Selalu Konsisten
‘Mamak’ selalu bersikap tegas dan
pegang konsisten. 'Mamak' bersikap tegas terutama untuk ibadah. Agar anak menjalankan sholat tepat waktu. Di saat yang lain pula, diceritakan saat Pukat dan Burlian membolos karena malas
sekolah. Dia perbolehkan dengan syarat mereka berdua harus membantu mamaknya
bekerja. Alhasil Pukat dan Burlian menyesal setelah merasakan begitu susah dan
capeknya mengikuti mamak bekerja. Itu menjadi pelajaran penting bagi mereka.
3. Tegar Tidak Pernah Cengeng Didepan Anaknya
Saat menghadapi masalah, ‘mamak’
tidak pernah menampakkan rasa sedihnya. Dia bersikap biasa saja. Ketegaran yang
ditunjukkan berdampak pada anak-anaknya di kemudian hari. Mereka menjadi
orang yang bersikap 'normal', tidak ‘lebay’ saat dihadapkan masalah tetapi langsung fokus mencari solusinya.
4. Peduli Meski Tidak Ditampakkan
‘Mamak’ bukanlah seorang yang selalu
menampakkan kasih-sayang dengan menuruti semua keinginan anak, ataupun orang
yang selalu lemah-lembut. Namun dibalik itu semua dia berjuang untuk
kebahagiaan mereka. Menyediakan makanan yang bergizi meski harus menahan
keinginannya membeli sesuatu, ataupun memenuhi kebutuhan yang lain demi anaknya.
5. Mengajarkan Kemandirian, Tanggung jawab dan Kerja keras
Seperti dalam serial Eliana, ‘mamak’
mendidik dia untuk bekerja keras. Sejak pagi Eliana sudah bangun awal untuk
membantu mengurusi seluruh keluarganya. Pukat, Burlian serta Amelia pun tidak
bisa bebas bermain sebelum tugas mereka selesaikan. Mereka dilatih untuk mandiri
sejak kecil.
6. Mendorong Anaknya Bersekolah Tinggi
Tidak seperti kebanyakan orang jaman
dulu yang menyekolahkan anaknya hanya tingkat SD saja, namun ‘mamak dan bapak’
yang dituliskan Tere Liye ini selalu memotivasi anaknya untuk bersekolah
tinggi. Dan itu merupakan cita-cita mereka. Jadi di saat keluarga lain mendapatkan uang hasil panen untuk membeli harta benda, namun 'Mamak dan Bapak' menyimpannya untuk anak mereka bersekolah. Seperti contohnya menyimpan uang hasil panen, untuk Eliana masuk SMA, Pukat masuk SMP dan seterusnya. Meski pada akhirnya bersekolah tinggi sampai ke luar negeri karena beasiswa, namun daya juang orang tuanya berperan tinggi dalam keberhasilan anak-anaknya.
7. Selalu Mendoakan di Sepertiga Malam
‘Mamak’ tidak menampakkan kesedihannya
atau rasa sayangnya di depan anak-anaknya, namun ‘Mamak’ meluapkannya lewat doa-doa di sepertiga malamnya. Dia tidak rela jika malamnya hilang tanpa mendoakan
anak-anaknya.
Kalau ada yang berpikir, Ah! itu kah hanya cerita fiksi.
Ya, mungkin, tapi bisa juga Tere Liye menuliskannya karena kisah nyata.
Iya, ceritanya hampir sama dengan masa kecil suami saya dan saudara-saudaranya. Masa dimana mereka harus membantu di sawah atau menjaring udang di sungai untuk dijual ke pasar sewaktu masih SD, dan lain sebagainya. Sikap Ibu mereka yang tegas, tegar, tidak selalu menampakkan kelembutan kepada
anak-anaknya, namun maknanya berbuah manis di kehidupan mereka. Ibu mertua selalu
mendorong anak-anaknya untuk maju. Kemandirian serta kerja keras yang diajarkan memacu mereka untuk menjadi sarjana bahkan dengan biaya sendiri, sampai mereka mendapat pekerjaan layak.
Dan yang mengherankan meski Ibu bersikap sedikit jutek, namun bisa mengikat hati anaknya untuk tetap dekat dengannya. Saya ingat sewaktu Ibu mertua sakit. Sebenarnya saat itu hanya sakit panas biasa, namun Ibu tidak mau keluar kamar untuk makan. Kemudian
suami saya datang, dia menemani di dalam kamar berdua dari pagi sampai sore. Keluar hanya untuk
sholat dan mengambil makanan. Saya yang menunggu di luar sampai cemburu. Sampai tiba saat malam, Ibu mau diantar ke dokter dan alhamdulillah paginya sehat kembali. Dari kejadian itu saya tahu, ternyata kalau Ibu mertua saya sakit, beliau harus tidur
bersama anak-anaknya. Seperti ‘Mamak’ Tere Liye,yang sedikit judes, namun ada yang istimewa dari Ibu mertua saya yang patut saya contoh. Saya jadi ngefans sama beliau, hehehe...
Well meski setiap orang punya gaya mendidik berbeda, seperti saya pada anak saya, namun cerita yang menginspirasi dan penuh kebaikan perlu kita teladani.
Semoga bermanfaat!
Wassalamualaikum...
Wah, ini ceritanya keren. Ah, tulisan Tere Liye memang selalu keren. Jadi pengen baca kisah Amelia, Pukat, dan Burlian.
ReplyDeleteeritanya sangat ,enginspirasi, trims sudah mamapir ,Mba
DeleteHmm kayaknya ada yang sama dengan saya nih, karakter si mamak, hehe. Mungkin perlu dicontoh juga, ya, memberi julukan positif buat krucil saya. Keren mbak, inspiratif banget ini.
ReplyDeleteOiya, toh Mba? pertahankan deh, hehehe. Trims sudah mampir.
DeleteWah, seri ini saya belum lengkap. Baru punya yg burlian dan pukat.
ReplyDeleteBener ya, patut dicontoh cara mamak mendidik anak-anaknya
Ya, Mba. Dari semua novel Ter Liye, say apaling suka ini, menginspirasi biar mendidik anaknya jadi sukses juga
DeleteTulisan2 Tere Liye memang selalu penuh makna. Ada pelajaran berharga yang bisa diambil setelah membacanya.
ReplyDeleteKeren, Ya,Mba. Trims sudah mampir.
ReplyDeleteAku juga suka dg karakter mamak
ReplyDeleteMengingatkanku sm ibuku
Mungkin beliau memang g lembut, tp apa yg beliau ajarkan bener2 bermanfaat
Saya penggemar novel Tere Liye ... Mamaknya inspiratif sekalii
ReplyDeleteBener banget mbak, setiap cerita yang menginspirasi dan mengandung kebaikan patut kita teladani btw hampir semua novel tere liye udah saya baca kecuali yang serial ini, jd pengen baca juga ...
ReplyDeleteKisahnya bagus. Baru tau tere liye nulis buku seperti ini...ceritanya edukatif sekali orangtua jahat tapi bisa menjadikan anak anaknya berhasil
ReplyDeleteSelalu ada pesan moral yang dalam dalam setiap karyanya Tere Liye ... Salut banget
ReplyDeletesaya juga suka kisah-kisah ini...mengingatkan pada masa kecil...
ReplyDeleteSaya udah baca semua serial Anak-anak Mamak. Bukan cuma dalam serial ini saja, dalam semua novel Tere Liye tokoh ibu atau mamak selalu digambarkan penuh kadih sayang, sabar dan lembut. Selain itu beliau juga disiplun, tegas dan konsisten. Selaku mendorong anak untuk maju mengejar impian. Juga mengajarjan kejujuran dan ketaatan beragama. Semua Mamak di novel Tere Liye selalu hebaaat.....
ReplyDeleteManfaat sekali rangkumannya untuk bekal mendidik anak ke depan. Makasih mba..
ReplyDeleteSaya belum baca buku ini. Baca poin nomor satu, hehe ... jangan-jangan selama ini saya gitu, ya? Makasih resumenya, bermanfaat banget.
ReplyDeleteOk, sama-sama, Mba.
DeleteIONQQ**COM
ReplyDeleteagen terbesar dan terpercaya di indonesia
segera daftar dan bergabung bersama kami.
p1n bb:*58ab14f5